CERPEN SI KANCIL DAN BUAYA
Kancil,
adalah binatang paling cerdik di hutan raya. Kancil selalu selamat dari
pemburu, atau makanan singa dan harimau. Terlebihnya harimau. Kancil merasa
dirinya biasa-biasa saja, tapi dia juga sadar bahwa dia mudah untuk menipu
orang dan binatang. Hewan-hewan di hutan raya juga senang meminta pertolongan
pada kancil.
Kancil
sampai kelelahan untuk dimangsa harimau, dia pun pernah sampai ketiduran hingga
matahari telah diatas kepalanya. Gajah, monyet, kelinci, dan tikus adalah
sahabat akrab dan jail si kancil. Tapi jika laporan dan masalah dari hewan
lainnya rumit, mereka juga membantu.
“Kancil!
Bangun!” kata monyet menguncangkan tubuh kancil yang masih terlelap. Kancil
yang sedang berada di alam mimpi terbangun dengan kaget.
“Ooh,
monyet… ada apa?” tanya si kancil menguap lebar.
“Ish,
kancil. Kita kan harus melayani hewan-hewan!” monyet mengingatkan. Kancil pun
terbangun, dan mereka berdua pergi ke tempat melayani hewan. Rupanya Gajah,
Kelinci, dan tikus telah menunggu sambil melipat tangan di dada.
Kancil
masih mengantuk, karena semalam harimau mengejar untuk memangsanya. Untung ada
si beruang yang takut dengan kancil. Dia selalu mengingatkan harimau dengan
ucapan seperti ini : jangan ganggu kanciil…
Seekor
kambing dan beberapa keluarganya datang ke batu yang besar, tempat kancil
membantu mereka. Sebenarnya kancil niat-niat saja untuk membantu, tapi kenapa
harus hari ini?
“Selamat
pagi kancil, gajah, kelinci, tikus, dan monyet.” Sapa kambing paling jantan dan
paling tua. Suaranya serak, seperti belum mencicipi air.
“Selamat
pagi juga kambing, ada apa kamu membawa keluargamu?” tanya kancil sambil
mengucek matanya yang gatal.
“Begini,
kancil dan semuanya. Kami keluarga kambing telah kekurangan makanan, apakah kau
mau membantu kami mencarikan beberapa buah-buahan?” mohon sang kambing mewakili
keluarganya.
Karena
makanan di sekitar kawasan kediamannya telah berkurang, Sang Kancil pergi untuk
mencari di luar kawasan kediamannya. Cuaca pada hari itu, sangat panas dan
terlalu lama berjalan, menyebabkan Sang Kancil kehausan.
Lalu,
ia berusaha mencari sungai terdekat. Setelah mengelilingi hutan akhirnya Kancil
menemukan aliran sungai yang sangat jernih airnya. Tanpa membuang waktu, Sang
Kancil minum sepuas-puasnya. Dinginnya air sungai itu menghilangkan rasa dahaga
Sang Kancil.
Kancil
berjalan mencari buah yang sudah masak dengan pohon yang dapat diambil dengan
mudah. Karena monyet, gajah, kelinci, dan tikus juga ikut mencarikan makanan
untuk keluarga kambing, pekerjaan kancil tak begitu rumit.
Sesekali
jika merasa capai, kancil beristirahat di bawah pohon yang sejuk atau sesekali
di pinggir sungai. Dan jika dia masih haus dia bisa mencicipi lagi air dingin
dan segar di sungai itu.
“Aku
mesti bersabar jika ingin mendapat makanan yang lezat-lezat.” Setelah rasa
capainya hilang, Sang Kancil kembali menyusuri tebing sungai tersebut sambil
memakan dedaunan kegemarannya.
Karena
ini pekerjaan siang, sahabat-sahabat kancil juga sesekali beristirahat. Dan
mencari makanan untuk persediaan warga lainnya. kancil mendapati buah belimbing
berjatuhan yang sepertiga sudah busuk dengan gesit kancil mengambil keranjang
yang mudah dibawa dan memasukkan belimbing itu kedalam keranjang.
Saat
dia mendapati buah duet yang ranum si kancil mendapat perhatian pada sebuah
pohon di pinggir sungai yang berbuah merah berkilauan sepertinya lezat.Tapi
kancil tak mungkin mendapati buah itu tanpa jembatan di sungai ini.
Lagi
pula tak mungkin kancil harus berenang melawan arus yang deras ini.
“Hmm
pasti lezat jika aku telah menikmatinya, tapi bagaimana ya caranya?” tanya si
Kancil dalam hati sambil berpikir.
Kancil
berpikir mencari akal untuk mendapatkan buah itu. Rasanya tak sabar sekali, dia
selalu berpikir keras jika itu keinginan yang dia pendam. Dia mendapati seekor
buaya sedang berjemur di tebing sungai.
Ya,
itu kebiasannya. Memejamkan mata sambil menikmati sinar matahari yang menerpa
tubuhnya. Ada satu buaya di tebing sungai itu. Kancil memiliki ide.
“Aku
akan menipu sang buaya bahwa raja Sulaiman akan mengundang untuk makan bersama
dan memberi hadiah, tapi jika hanya satu buaya, mana mungkin! Apa aku suruh dia
memanggil teman-temannya? Tapi aku takut jika nanti aku di makan” pikir sang
kancil.
Dia
pun menghampiri buaya yang enak-enak dan rasanya mantap di bawah sinar matahari
itu. Kancil jadi tidak enak untuk membangunkannya.
“Buaya,
oh buaya disini ada kancil, disana ada buaya maukah kamu bangun dan berbicara
padaku?” sapa kancil sambil bernanyi riang.
“Eh?”
buaya kaget dan membuka mata satunya. “Kancil, ada apa?” tanya buaya hijau
kecokiatan itu.
“Begini
buaya, raja Sulaiman menyuruhku untuk membagi undangan bahwa ada pesta makanan
yang disajikan kerbau, kambing, rusa dan semuanya. Raja Sulaiman juga akan
memberi hadiah, tapi masa kamu doang yang diundang yang lain dimana?” tanya
kancil mencuri perhatian si buaya.
“kupanggilkan
dulu, sebentar.” kata Buayaa lalu masuk kedalam sungai memanggilkan
teman-temannya, dan menjelaskan bahwa raja Sulaiman mengundang mereka ke
istananya seperti yang dikatakan kancil tadi.
“Hmmm
… sudah semua?” tanya kancil kurang yakin.
“Sudah,
kancil cepat hitunglah tak sabar nih,” ungkap Buaya coklat yang berada di
tengah-tengah.
“Baiklah,
tapi acaranya satu minggu lagi” kancil mengambil batok kelapa dan menghitung
buaya dengan bernyanyi.
“Satu,
dua, tiga, jantan betina aku ketuk. Empat, lima, enam, buaya betina aku ketuk.”
Semuanya
pun ada enam dan si kancil akhirnya bisa memakan buah merah itu. Lezat bagaikan
disurga.
“Hei,
tupai kau tak diundang?” tanya buaya pada tupai yang membawa buah ceri.
“Acara
sulaiman itu? Itu minggu lalu!” kata tupai jujur.
Kancil
pun tertawa : “Hai buaya-buaya sekalian, tahukah kamu bahwa aku telah menipu
kamu semua dan tidak ada hadiah yang akan diberikan oleh Nabi Sulaiman:’
Mendengar
kata-kata Sang Kancil semua buaya merasa marah dan malu karena mereka telah
ditipu oleh kancil. Mereka bersumpah dan tidak akan melepaskan Sang Kancil
apabila bertemu pada masa akan datang. Dendam buaya tersebut terus membara
hingga hari ini. Sementara itu Sang Kancil terus melompat kegembiraan dan terus
meninggalkan buaya-buaya tersebut dan menghilangkan di dalam kebun buah-buahan
untuk menikmati buah buahan yang sedang masak ranum itu.
Pesan Moral dari Contoh Cerpen Fabel : Dongeng Kancil dan Buaya
adalah gunakan akal pikiranmu, jangan mudah putus asa. Di saat paling sulit
sekalipun, dan masalah sesulit apapun pasti ada jalan keluarnya jika kita mau
berusaha.